Rasulullah bersabda, ‘Siapa yang mengambil tanah orang lain
walaupun sejengkal, nanti di hari kiamat Allah akan memikulkan tujuh lapis bumi
kepadanya.’
***********************
Kisah Sahabat Nabi: Sa'id bin Zaid, Berkah Sebuah Doa
Ketika Rasulullah SAW menyeru orang-orang untuk memeluk
Islam, Sa’id bin Zaid segera memenuhi panggilan beliau, menjadi pelopor
orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad
SAW.
Sa’id masuk Islam tidak seorang diri. Dia bersyahadat
bersama istrinya, Fatimah binti Khathab, adik perempuan Umar bin Khathab.
Mereka berdualah yang telah menyebabkan Umar bin Khathab
masuk Islam. Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail membaktikan segenap daya dan
tenaganya yang muda untuk berkhidmat kepada Islam.
Di masa pemerintahan Bani Umayyah, merebak suatu isu dalam
waktu yang lama di kalangan penduduk Madinah terkait Sa’id bin Zaid. Seorang
wanita bernama Arwa binti Umais menuduh Sa'id merampas tanahnya dan
menggabungkannya dengan tanah Said. Wanita itu menyebarkan tuduhannya ke
seantero kaum Muslimin, dan mengadukan perkaranya kepada Marwan bin Hakam,
Walikota Madinah saat itu.
Marwan mengirim beberapa petugas menanyakan kepada Sa’id
tentang tuduhan wanita tersebut. Sahabat Rasulullah ini merasa prihatin atas
tuduhan yang dituduhkan kepadanya. “Dia menuduhku menzaliminya (merampas
tanahnya yang berbatas dengan tanah saya). Bagaimana mungkin aku menzaliminya,
padahal aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Siapa yang mengambil tanah
orang lain walaupun sejengkal, nanti di hari kiamat Allah akan memikulkan tujuh
lapis bumi kepadanya.’ Ya Allah, dia menuduhku menzaliminya. Seandainya
tuduhannya itu palsu, butakanlah matanya dan ceburkan dia ke sumur yang
dipersengketakannya denganku. Buktikanlah kepada kaum Muslimin sejelas-jelasnya
bahwa tanah itu adalah hak hamba dan bahwa hamba tidak pernah menzaliminya,”
kata Sa'id.
Tidak berapa lama kemudian, terjadi banjir besar yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Maka terbukalah tanda batas tanah Sa’id dan tanah
Arwa yang mereka perselisihkan. Kaum Muslimin memperoleh bukti, Sa’id-lah yang
benar, sedangkan tuduhan wanita itu palsu.
Hanya sebulan sesudah itu, wanita tersebut menjadi buta.
Ketika dia berjalan meraba-raba di tanah yang dipersengketakannya, dia pun
jatuh ke dalam sumur. Abdullah bin Umar berkata, “Memang, ketika kami masih
kanak-kanak, kami mendengar orang berkata bila mengutuk orang lain, ‘Dibutakan
Allah kamu seperti Arwa.”
Peristiwa itu sesungguhnya tidak begitu mengherankan. Karena
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Takutilah doa orang teraniaya. Karena antara
dia dengan Allah tidak ada hijab (batas).” Apa lagi kalau yang teraniaya itu
adalah salah seorang dari 10 sahabat Rasulullah yang telah dijamin beliau masuk
surga, Sa’id bin Zaid.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan